Tuesday, 27 December 2022

CONTOH MATERI KHUTBAH (Khutbah Kelima Puluh Delapan: Tentang Ketakwaan)

 

 CONTOH MATERI KHUTBAH
---------------------------------------------------

Untuk pemesanan Kitab klik gambar


Khutbah Kelima Puluh Delapan: Tentang Ketakwaan

الحمد لله الذي فاوت بين عباده في العقول والهمم والإرادا ، ورفع بعضهم فوق بعض بالإيمان والعلم ولوازمهما درجات. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في الذات، ولا سمي له في الأسماء ولا مثيل له في الصفات، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أشرف البريات، اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله وأصحابه، ومن تبعهم في كل الحالات. أما بعد:

Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah ta’ala, karena ketakwaan kepada Allah itu adalah perlindungan dari keburukan dan siksaan, dan menjadi sebab untuk sampai kepada kebaikan dan pahala.

Wahai para hamba Allah, sungguh Allah telah menerangkan kepada kalian tingkatan-tingkatan kebaikan dan pahala, dan Allah mengkhususkan itu untuk kalian serta memudahkan bagi kalian jalan-jalan dan sebab-sebabnya. Allah ta’ala berfirman:

﴿وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَالله يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ * وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا الله فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا الله وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ * أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ﴾ [آل عمران: 133 - 136].

“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal”.
Maka Allah menyifati orang-orang yang bertakwa bahwasanya mereka itu menegakkan hak-hak Allah dan hak-hak para hamba-Nya serta bertobat dan beristighfar. Dan Allah meniadakan dari mereka sikap terus-menerus di atas dosa-dosa.

Mu’adz Bin Jabal berkata: “Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepada saya tentang suatu amalan yang akan memasukkan saya ke dalam Jannah, dan menjauhkan saya dari Neraka”. Nabi menjawab:

«لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ عَلَيْهِ، تَعْبُدُ اللهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ».

“Sungguh engkau telah menanyakan tentang perkara yang agung, dan sungguh hal itu benar-benar mudah bagi orang yang Allah mudahkan untuk itu: Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan dengannya sesuatu apapun, engkau menegakkan Shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah”.

Yaitu: barangsiapa menegakkan syariat-syariat yang lima, dengan penegakan yang sebenarnya, dia berhak untuk masuk ke dalam Jannah dan selamat dari Neraka.

Dan manakala Nabi melihat minat Mu’adz yang besar kepada kebaikan; beliau menerangkan pada Mu’adz dan kepada umat beliau tentang sebab-sebab yang menyampaikan kepada kebaikan dunia dan Akhirat, serta pintu-pintu yang menyampaikan kepada kenikmatan lahir dan batin:
«أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى أَبْوَابِ اْلخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ».
“Maukah kalian aku tunjukkan kepada pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah tameng”

Yaitu: sebagai pelindung di dunia dari dosa-dosa, dan pelindung di Akhirat dari kesulitan-kesulitan besar.
«وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ اْلخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ اْلمَاءُ النَّارَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ».

“Sedekah itu memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api. Dan shalat seseorang di tengah malam”.

Selanjutnya beliau membaca firman Allah:
﴿تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ * فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴾ [السجدة: 16، 17].
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang disembunyikan untuk mereka, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan”.

Kemudian beliau bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الْأَمْرِ وَعَمُوْدُهُ وِذِرْوَةُ سَنَامِهِ؟ رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلَاةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ اْلجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ».
“Maukah engkau aku tunjukkan kepada kepala segala urusan, tiang terbesarnya, dan puncak tertingginya? Kepala urusan ini adalah Islam, tiang terbesarnya adalah shalat, dan puncak tertingginya adalah jihad di jalan Allah?”
Kemudian beliau bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟».
“Maukah engkau aku tunjukkan kepada pengendali dari itu semua?”
Aku menjawab: “Tentu wahai Rasulullah”.
Beliau memegang lidah beliau sendiri seraya bersabda:
«كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا».
“Tahanlah benda ini”.
Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah kita akan dihukum dengan sebab apa yang kita ucapkan?”
Beliau menjawab:
«ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسُ فِي النَّارِ عَلَى مَنَاخِيْرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ».
“Ibumu telah susah payah melahirkan dirimu, wahai Mu’adz. Tidaklah manusia itu terjerumus ke dalam Neraka di atas hidung-hidung mereka kecuali karena hasil dari lidah-lidah mereka sendiri”.

Maka barangsiapa menguasai lidahnya lalu menyibukkannya dengan amalan-amalan yang mendekatkan dirinya kepada Allah; berupa ilmu, membaca Al Qur’an, berdzikir, berdoa dan istighfar, serta menahannya dari perkataan yang haram seperti: ghibah, namimah, dusta, caci-makian dan semua perkara yang membuat Allah murka, maka sungguh dia telah menguasai seluruh urusannya, dan istiqamah di atas jalan yang lurus. Namun barangsiapa membebaskan lidahnya di dalam perkara yang membahayakannya; dia berhak mendapatkan siksaan yang pedih.

Maka perhatikanlah, semoga Allah merahmati kalian, betapa mudah dan gampangnya syariat-syariat ini, dan betapa agungnya pahala dan ganjarannya, serta betapa sempurnanya syariat ini. Maka perangilah diri kalian untuk merealisasikannya dan menyempurnakannya, dan mohonlah kepada Rabb kalian agar menolong kalian di dalam menjalankan syariat yang berupa ucapan dan perbuatan.

Semoga Allah memberikan keberkahan untukku dan untuk kalian di dalam Al Qur’an yang agung.
------------------------------------

( Dikutip dari Kitab : "Al Fawakihusy Syahiyyah Fil Khuthabil Minbariyyah”  lil Imam Abdurrahman Bin Nashir As Sa’diy رحمه الله | terjemah bebas : Catatan Salafi buat kumpulan Khutbah Al Imam As Sa'diy | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy)

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy

No comments:
Write komentar
pergerakan

Archive

BIOGRAFI