Wednesday, 4 January 2023

HUKUM BERNIAT MEMBATALKAN PUASA DITENGAH² PUASA

 

HUKUM BERNIAT MEMBATALKAN PUASA DITENGAH² PUASA





Assalamu'aikum akhi

Afwan kalau boleh ana ingin titip pertanyaan untuk Syaikh Abu Fairuz

Apakah berniat membatalkan puasa , terhitung sebagai pembatal puasa meskipun dia tidak jadi membatalkan puasanya

Ana agak bingung karena ada perbedaan pendapat di antara asatidah kita

Semoga ana bisa mendapatkan jawaban yang shahih

Jazakallah khair akhi
--------------------------
jawab :
وعليكم السلام ورحمة الله.

Memang terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang masalah ini. Tapi dalil yang paling jelas dalam masalah ini adalah sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم :

إنما الأعمال بالنيات وإنما لكب امرئ ما نوى.

"Hanyalah amalan itu sesuai dengan niatnya. Dan hanyalah setiap orang itu akan mendapatkan apa yang dia niatkan". Muttafaqun Alaih.

Maka jika dia niat (bertekad, dan bukan hanya desiran hati) untuk membatalkan puasa, maka batallah puasanya itu.
Adapun hadits:
أعندك شيء.

"Apakah engkau memiliki sesuatu (untuk dimakan)"

Padahal Nabi صلى الله عليه وسلم berpagi² dalam keadaan berpuasa, itu menunjukkan beliau kelaparan, dan jika ada makanan maka beliau membatalkan puasanya. Namun hadits itu tidaklah jelas² menunjukkan beliau sudah bertekad membatalkan puasa, beliau adalah manusia yang paling mampu untuk mengendalikan hati dan jiwa. Maka tidaklah menutup kemungkinan bahwasanya beliau membuat perincian di dalam hati beliau: "Jika ada makanan maka saya bertekad untuk batal puasa. Namun jika tidak ada makanan, maka saya masih dengan niat saya yang pertama". Itu bukanlah mustahil.

Makanya yang rajih adalah: jika memang seseorang telah berniat membatalkan puasa, maka puasanya batal, sesuai dengan lahiriyah hadits yang pertama.

Barangsiapa memilih pendapat lain dalam masalah ijtihadiyyah ini maka tidak mengapa.

Ini juga telah dibahas oleh Fadhilatusy Syaikh Al Allamah Al Muhaddits Muhammad bin Ali Bin Hizam Al Fadhliy حفظه الله ( didalam kitab beliau “Ithaful Anam Bi Ahkam Wa Masailish Shiyam”  dan Alhamdulillaah sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia " PUASA, TATA CARA DAN PERMASALAHANYA )

والله تعالى أعلم بالصواب.

-----------------------

( dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy

No comments:
Write komentar

Archive

BIOGRAFI