Wednesday, 4 January 2023

Terjemah Khutbah Syaikhuna Yahya Al Hajuri حفظه الله

 

Terjemah Khutbah Syaikhuna Yahya Al Hajuri حفظه الله 


------------------
Khutbah Pertama حفظه الله

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

Sesungguhnya segala puji adalah bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya, serta kami berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan jiwa-jiwa kami, dan dari kejelekan-kejelekan amalan-amalan kami. Barangsiapa Allah memberinya petunjuk maka tidak ada yang mampu menyesatkannya. Dan barangsiapa Allah menyesatkannya maka tiada yang mampu untuk memberinya petunjuk.

Dan aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah, satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران:102].

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar ketaqwaan kepada-Nya, dan janganlah kalian meninggal kecuali dalam keadaan kalian sebagai Muslimin.”

﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله  الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله  كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾ [النساء:1].

“Wahai manusia, bertaqwalah kalian pada Rabb kalian Yang menciptakan kalian dari satu jiwa, dan menciptakan darinya istrinya, dan menyebarkan dari keduanya lelaki yang banyak dan wanita yang banyak. Dan bertaqwalah kalian kepada Allah Yang kalian saling meminta dengan-Nya dan peliharalah hubungan kekerabatan. Sesungguhnya Allah senantiasa mengawasi kalian.”

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾ [الأحزاب:70 -71].

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang lurus, niscaya Allah akan memperbaiki untuk kalian amalan-amalan kalian, dan mengampuni untuk kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah beruntung dengan keberuntungan yang agung.”

أما بعد: فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم، وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار.

Kemudian setelah itu: Maka sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah Kalamullah, dan sebaik-baik jalan adalah jalan Muhammad ﷺ (semoga shalawat dan salam dari Allah tercurah untuk beliau)-, seburuk-buruk perkara adalah perkara yang dibuat-buat, dan setiap perkara yang dibuat-buat adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan adalah di dalam Neraka.

Al Hakim meriwayatkan di “Mustadrak” beliau dari hadits Ibnu Umar رضي الله عنهما dengan sanad yang hasan: bahwasanya Nabi ﷺ bersabda:

«يَا مَعْشَرَ اْلمُهَاجِرِيْنَ، خَمْسٌ إِنِ ابْتُلِيْتُمْ بِهِنَّ وَنَزَلَ فِيْكُمْ، أَعُوْذُ بِاللهِ أَنْ تُدْرِكُوْهُنَّ: لمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يَعْمَلُوْا بِهَا إِلَّا ظَهَرَ فِيْهِمُ الطَّاعُوْنُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لمْ يَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ، وَلَمْ يَنْقُصُوا اْلمِكْيَالَ وَاْلمِيْزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِيْنِ وَشِدَّةِ اْلمُؤْنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ، وَلمْ يَمْنَعُوا الزَّكَاةَ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ، وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لمْ يُمْطَرُوا، وَلمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللهِ وَعَهْدَ رسولِهِ إِلَّا سُلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوُّهُمْ مِنْ غَيْرِهِمْ، وَأَخَذُوا بَعْضَ مَا كَانَ فِي أَيْدِيْهِمْ، وَمَا لمْ يَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللهِ –وفي رواية: ويتحروا- إِلَّا أَلْقَى اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ» الحديث.

“Wahai orang-orang Muhajirin, ada lima perkara yang jika kalian diuji dengannya dan turun di antara kalian, aku berlindung pada Allah untuk kalian menjumpai lima perkara itu: tidaklah kekejian itu nampak di suatu kaum sama sekali hingga mereka mengerjakannya kecuali akan nampak pada mereka wabah Tho’un dan penyakit-penyakit yang belum datang pada para pendahulu mereka. Dan tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali mereka akan dihukum dengan tahun-tahun paceklik, kerasnya tanggungan, dan kezhaliman penguasa.
Dan tidaklah mereka menahan zakat kecuali mereka akan terhalangi dari hujan. Seandainya bukan karena binatang-binatang ternak, niscaya mereka tak akan diberi hujan. Dan tidaklah mereka membatalkan perjanjian dengan Allah dan perjanjian dengan Rasul-Nya kecuali akan dikuasakan pada mereka musuh mereka dari luar kalangan mereka, musuh tadi akan mengambil sebagian kekuasaan yang dulu ada di tangan mereka. Dan tidaklah para pemimpin mereka itu tidak berhukum dengan Kitabullah –dalam riwayat lain: dan mereka tidak bersungguh-sungguh melaksanakannya- kecuali Allah akan menjadikan keganasan mereka terjadi di antara mereka sendiri.”.

Wahai para hamba Allah, sesungguhnya itu adalah hadits yang agung, dan dia itu dipersaksikan di dunia realita. Karena sesungguhnya perkara yang dikandung oleh hadits ini tersebut telah terjadi di kalangan para hamba Allah, tanpa mungkin dihindari. Dan engkau melihat banyak sekali manusia sekarang mereka mengeluhkan tentang tersebarnya berbagai penyakit, dilanggarnya kehormatan, terjadinya kemarau dan kekeringan, serta berlangsungnya fitnah-fitnah yang menimpa mereka, juga berkuasanya musuh-musuh terhadap mereka, juga terjadinya peperangan di antara mereka sendiri, serta peristiwa-peristiwa lain yang disebutkan di dalam hadits tadi.

Dan tidaklah yang demikian itu kecuali bagian dari dalil (penunjuk) akan benarnya kenabian Rasulullah ﷺ, dan jujurnya berita beliau, karena yang terjadi pada umat manusia, yang berupa penyakit-penyakit yang mematikan, fitnah-fitnah yang memporak-porandakan, keburukan-keburukan yang bergejolak di tengah-tengah mereka itu semua dengan sebab dosa-dosa.
-------------------------

Pada masa-masa sekarang tersebarlah di tengah-tengah manusia penyakit-penyakit yang susah dikendalikan, para dokter tidak mempu menanganinya, bahkan para dokter tertular juga, lebih-lebih lagi yang lainnya. Dan penyakit-penyakit ini tiada keraguan bahwasanya dia itu disebabkan oleh tersebarnya kerusakan di tengah-tengah manusia, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah ﷺ yang bersabda:

«لمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوْا بِهَا إِلَّا ظَهَرَ فِيْهِمُ الطَّاعُوْنُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لمْ يَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ» الحديث.

“Tidaklah kekejian itu nampak di suatu kaum sama sekali hingga mereka mengerjakannya secara terang-terangan kecuali akan nampak pada mereka wabah Tha’un dan penyakit-penyakit yang belum datang pada para pendahulu mereka.” Al hadits.

Yaitu: terjadinya kerusakan secara terang-terangan dan penuh keberanian.

Dulu orang-orang tidak mengenal penyakit AIDS, ataupun TBC, ataupun penyakit Corona, ataupun penyakit-penyakit lain yang dada orang-orang bergoncang karenanya, para penduduk berbagai Negara; dada-dada mereka bergoncang karena penyakit-penyakit tadi, mereka tidak mampu menghadapinya.

Itu adalah peperangan dari Allah. Telah pasti di dalam “Shahih Al Bukhariy” dari Abu Hurairah رضي الله عنه yang berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

«إِنَّ اللهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِاْلحَرْبِ».

“Allah ta’ala berfirman: Barangsiapa memusuhi seorang wali-Ku, maka sungguh Aku mengumumkan peperangan dengannya”.

Sementara itu alangkah banyaknya orang-orang shalih yang engkau lihat diperangi.

Dan alangkah banyaknya orang-orang yang beriman engkau lihat dibunuhi.

Dan alangkah banyaknya orang-orang yang engkau lihat terzhalimi dan diperas.

Dan alangkah banyaknya para pemuda dan pemudi yang ditimpakan kepada mereka fitnah.

Itu (penyebaran penyakit dan bencana tadi –pen) adalah peperangan dari Allah.

Allah عز وجل berfirman (dalam kelanjutan hadits tadi –pen):

«وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ. وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ. فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ».

“Allah ta’ala berfirman: Barangsiapa memusuhi seorang wali-Ku, maka sungguh Aku mengumumkan peperangan dengannya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan terhadapnya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri dengan nafilah-nafilah (mustahabbah) sampai Aku mencintainya.
Maka jika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, penglihatannya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia merenggut, dan kakinya yang dengannya dia berjalan.
Jika dia meminta pada-Ku pastilah Aku akan memberinya. Dan jika dia minta perlindungan pada-Ku, pastilah Aku akan melindunginya”
-------------------------


Janganlah engkau menganggap Rabbul alamin di dalam kejadian tersebut tidak mengabulkan doamu. Allah ta’ala berfirman:

﴿وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ ﴾ [البقرة: 186].

“Dan jika para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang diri-Ku, maka sesungguhnya Aku itu dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa jika dia berdoa pada-Ku. Maka hendaknya mereka memenuhi seruan-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka mendapatkan bimbingan”.

Tidaklah orang-orang China menzhalimi sebagian Muslimin kecuali kemudian Allah عز وجل menguasakan kepada mereka penyakit tadi, lalu penyakit tadi membunuh beberapa kali lipat dari Muslimin yang mereka bunuh.

Penyakit tadi menggentarkan mereka, mengosongkan rumah-rumah mereka, dan menjadikan di dalam hati-hati mereka kengerian dan ketakutan.

Sungguh itu adalah peperangan dari Allah,
disebabkan karena tersebarnya kerusakan, kekejian dan kemaksiatan-kemaksiatan.

Firman Allah ta’ala:

﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ * فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ الله وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ ﴾ [البقرة: 278، 279].

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian adalah orang-orang yang beriman. Tapi jika kalian tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagi kalian pokok harta kalian; kalian tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”.

Jika kalian tidak melakukannya, yaitu: tidak meninggalkan riba.

Maka umumkanlah, yaitu: tunggulah dan ketahuilah.

Jika peperangan dan hukuman dari Allah سبحانه وتعالى telah turun kepada para hamba, akan binasalah orang yang shalih dan orang yang lainnya. Hancurlah di dalamnya orang yang jahat dan orang yang lainnya.

Maka di dalam “Shahihain” dari hadits Zainab Binti Jahsyiy رضي الله عنه:

اِسْتَيْقَظَ النَّبِيُّ ﷺ مِنَ النَّوْمِ فَزِعاً يَقُوْلُ: «لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ. فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلُ هَذِهِ». وَحَلَّقَ بِإِصْبِعِهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيْهَا. قَالَتْ زَيِنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ: فَقُلْتُ: يَا رسولَ اللهِ، أَنَهْلِكُ وَفِيْنَا الصَّالِحُوْنَ؟ قَالَ: «نَعَمْ إِذَا كَثُرَ اْلخَبَثُ».

“Bahwasanya Nabi ﷺ masuk menemui saya dalam keadaan terperanjat sambil bersabda: “Celakalah orang-orang Arab, disebabkan oleh keburukan yang telah mendekat. Pada hari ini telah terbuka bendungan Ya’juj dan Ma’juj seperti ini”. Dan beliau melingkarkan ibu jari dan jari yang setelahnya. Zainab Binti Jahsyiy berkata: saya berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa sementara di antara kami masih ada orang-orang shalih?” Beliau menjawab: “Iya, jika kebusukan telah banyak”
-------------------------

Namun, sekalipun demikian, jika orang-orang shalih binasa bersama dengan orang-orang yang jahat, maka sungguh mereka akan dibangkitkan berdasarkan niat-niat mereka di sisi Allah. Mereka tidak berada pada tingkatan yang sama pada Hari Kiamat. Di dunia terkadang mereka semua binasa, namun di Akhirat mereka berbeda-beda. Allah جل ذكره berfirman:

﴿وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا﴾.

“Dan masing-masing akan mendapatkan derajat-derajat dengan apa yang mereka amalkan”.

Dan di dalam “Shahih” dari hadits Aisyah رضي الله عنها yang berkata:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: «يَغْزُو جَيْشٌ الْكَعْبَةَ فَإِذَا كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنَ الْأَرْضِ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ». قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رسولَ اللهِ، كَيْفَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ وَفِيْهِمْ أَسْوَاقُهُمْ وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ؟ قَالَ: «يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ، ثُمَّ يُبْعَثُوْنَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ».

Rasulullah ﷺ bersabda: “Akan ada tentara yang hendak menyerang Ka’bah. Maka jika mereka telah tiba di suatu tanah lapang, akan ditenggelamkanlah pasukan itu dari yang pertama sampai yang terakhir.” Maka kukatakan: “Wahai Rasulullah, bagaimana pasukan itu akan ditenggelamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, sementara di tengah mereka ada orang-orang pasar dan orang yang tidak termasuk dari mereka?” beliau menjawab: “Akan ditenggelamkanlah pasukan itu dari yang pertama sampai yang terakhir, lalu mereka semua nanti akan dibangkitkan berdasarkan niat-niat mereka”.

Maka wahai masyarakat Muslimin, bersikap lembutlah kalian pada diri kalian sendiri, jauhilah maksiat-maksiat, dosa-dosa dan kerusakan, kekacauan dan keburukan-keburukan. Allah ta'ala berfirman:

﴿وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ]وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى﴾ [الأنعام: 164].

"Dan tidaklah setiap jiwa berbuat kecuali akan menimpa dirinya sendiri (kelanjutannya: dan tidaklah orang yang berdosa itu memikul dosa orang lain)".

Hanyalah peristiwa yang kalian amati dan kalian lihat; berupa rusaknya badan-badan, tersebarnya berbagai jenis penyakit, kenaikan harga, terjadinya kekacauan dan kehancuran itu disebabkan oleh apa yang diperbuat oleh tangan-tangan.

Allah سبحانه berfirman:

﴿ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ﴾ [الروم: 41].

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Dan kerusakan yang disebutkan di dalam ayat tadi ditafsirkan oleh para ulama dengan: rusaknya kesehatan, rusaknya rezeki, rusaknya keamanan, tersia-sianya waktu, dan yang selain itu yang terjadi di dunia, dan menyebabkan kehidupan terkeruhkan, telapak kaki tergoyahkan, dengan sebab itu keamanan runtuh, dan perkara-perkara yang lainnya yang berupa kerugian-kerugian dan bahaya-bahaya.

Itu semua:

﴿لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ﴾ [الروم: 41].

“Supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Maka bagaimana jika Allah menyiksa mereka dengan seluruh amalan mereka? Niscaya mereka semua akan binasa.

﴿وَلَوْ يُؤَاخِذُ الله النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَإِنَّ الله كَانَ بِعِبَادِهِ بَصِيرًا﴾ [فاطر: 45].

“Seandainya Allah menghukum manusia dikarenakan apa yang mereka perbuat, niscaya Allah tidak meninggalkan satu makhluk melatapun di permukaan bumi, akan tetapi Allah mengakhirkan pembinasaan mereka sampai kepada ajal yang ditentukan. Kemudian jika ajal mereka telah tiba maka sesunguhnya Allah Maha Melihat terhadap para hamba-Nya.

-------------------------

**(Dikutip dari buku : “Intisyaru Maradhi Corona Wa Ghairuhu Minal Amradh Bi Sababil Fawahisy Wal Jaraim Wal I’radh” Lis Syaikhina Yahya Al Hajuri | Bencana Wabah Corona & Petaka Lainya | Asy Syaikh Abu fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )**

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy

No comments:
Write komentar

Archive

BIOGRAFI