Friday, 6 January 2023

Peringatan Terhadap Para Penyeru Liberalisme (Kehidupan Bebas Syariat)

 

Peringatan Terhadap Para Penyeru Liberalisme (Kehidupan Bebas Syariat)

Untuk pemesanan klik gambar

---------------------------------------------

Termasuk dari para musuh yang ada di dalam barisan kaum Muslimin padahal mereka adalah para munafik dan penngkhianat adalah: para penyeru Liberalisme (Kehidupan Bebas dari syariat), yang mana mereka juga menyerukan dibebaskannya para wanita dari “Belenggu syariat Islam”. Mereka dengan hati dan lidah yang najis tadi pada hakikatnya adalah para serigala yang merusak kaum wanita, lalu merusak keluhuran akhlak negara dan masyarakat di dunia dan Akhirat. Maka peringatkanlah umat terhadap mereka.

Fadhilatusy Syaikh Al Mufti Muhammad Bin Ibrahim Alusy Syaikh رحمه الله berkata di dalam surat beliau kepada penguasa: “Orang yang menyerukan persamaan antara lelaki dan perempuan di berbagai medan kehidupan; hakikat dakwahnya yang sesuai dengan kenyataannya adalah: dia berusaha dengan seluruh kemampuannya untuk menyerumuskan wanita Muslimah ke dalam jurang kerusakan yang mana para perempuan di negara-negara yang lain telah terjerumus ke dalamnya. Maka hasil yang yang menjadi kesudahan negara-negara yang lain itu telah diketahui tanpa ada perselisihan di dalamnya.

Namun yang mengherankan adalah orang yang melihat hasil buruk tadi dan mengetahuinya secara pasti; lalu dia mengajak umatnya untuk menempuh sebab-sebab yang akan menjerumuskan mereka kepada hasil yang sama!!

Di akhir surat ini, hendaknya Paduka mengetahui bahwasanya orang-orang yang menipu wanita Muslimah dengan slogan-slogan palsu dan metode-metoda yang mengkilat namun dusta, yaitu: “Kebebasan”, “Kemajuan”, “Perjumpaan langsung”, Pelatihan hak-hak kehidupan”, dan mereka menghembuskan khayalan pada si wanita bahwasanya dirinya itu adalah seorang lelaki di seluruh medan kehidupan; mereka ingin menjerumuskannya ke dalam duka cita-duka cita yang besar sebagai berikut:

Yang pertama: si wanita tadi menjadi terlaknat di dalam Kitab Allah melalui lisan Rasulullah ﷺ karena dia menyerupakan dirinya dengan lelaki di dalam segala urusan, dan membatalkan faktor-faktor pembeda yang alami yang mana dengan itu Allah membedakan mereka berdua secara takdir dan syariat.

Yang kedua: lenyapnya rasa malunya yang sesuai dengan kemuliaannya, kehormatannya dan kemanusiaannya.

Yang ketiga: kecantikannya disodorkan menjadi lahan santapan mata-mata para penkhianat yang dengan itu mereka bersenang-senang secara gratis melalui jalur pengkhianatan dan makar, dengan bayaran rusaknya agama, kemuliaan dan keutamaan di belakang istilah “Kemajuan” dan “Kebebasan”. Dan boleh jadi percampuran mereka tadi menyebabkan dirinya terjatuh ke dalam perkara-perkara lain yang tidak layak.

Yang keempat: dia terancam sering-sering keluar masuk rumah dan mengurusi pekerjaan-pekerjaan yang susah bagaikan hamba sahaya, setelah dulunya dia bagaikan mutiara yang terpelihara dan tertutupi di tengah rumahnya. Dia tercukupi dalam pemeliharaan dan pemuliaannya, terjaga di dalam keagungannya, sambil dia menjalankan pelayanan-pelayanan yang agung untuk suaminya dan keumuman masyarakat manusia di dalam rumahnya tanpa membuat cacat kemuliaannya dan agamanya.

Diketahuilah dari dalil-dalil yang terdahulu tentang diharamkannya wanita dipekerjakan di tempat-tempat yang di situ dia akan bercampur-baur dengan lelaki, dan tempat itu mengharuskan dia untuk tampil dan mengurangi kemuliaannya, serta menyingkapkan sebagian kecantikannya; seperti: dia dipekerjakan di dalam pesawat terbang, sebagai pekerja di bagian pelayanan sosial, pembawa acara, atau penyanyi, atau pekerja di pabrik bersama para lelaki, atau sebagai sekretaris di kantor kaum lelaki, dan yang semacam itu.

Adapun pekerjaan wanita di dalam bidang yang memang khusus di antara kaum wanita, seperti: pengajaran para wanita, perawatan wanita yang sakit dan sebagainya, hal itu tidak terlarang.

Dan kami sungguh-sungguh memohon kepada Allah سبحانه agar mengilhamkan kebenaran pada Anda, menolong kebenaran dengan sebab Anda, melindungi area syariat dengan sebab Anda, dan meluruskan langkah-langkah Anda di dalam ucapan dan perbuatan, sesungguhnya Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu”.

(Selesai dari “Fatawa Wa Rasail Muhammad Bin Ibrahim Alusy Syaikh”/10/hal. 189-190).
-------------
Demikian pula orang yang mengaku Islam, namun dia mengajak kepada kebebasan berpikir dan kebebasan berkeyakinan untuk melepaskan diri dari aturan Islam, maka sungguh dia itu telah berusaha untuk merusak agama kaum Muslimin, maka dia adalah munafik.

Al Imam Ibnu Utsaimin رحمه الله ditanya: “Kami mendengar dan membaca ucapan “Kebebasan berpikir”, dan dia ini adalah ajakan kepada kebebasan keyakinan. Maka apa komentar Anda terhadap yang demikian itu?

Maka beliau رحمه الله menjawab: “Komentar kami atas yang demikian itu adalah: barangsiapa membolehkan seseorang itu berakidah secara bebas, berkeyakinan sesuka hatinya memilih agama-agama apapun; maka orang itu adalah kafir, karena setiap orang yang berkeyakinan bahwasanya seseorang itu boleh beragama dengan selain agama Muhammad ﷺ maka sungguh dia ini kafir kepada Allah عز وجل dan wajib dituntut untuk bertobat, jika dia bertobat maka tobatnya diterima, jika dia tidak bertobat maka dia wajib dibunuh.

Agama bukanlah pemikiran, tapi dia itu adalah wahyu dari Allah عز وجل yang Dia turunkan kepada para Rasul-Nya, agar para hamba-Nya berjalan di atasnya.

Yaitu: perkataan: “Pemikiran” yang dimaksudkan dengannya adalah “Agama”, dia itu wajib untuk dihapus dari kamus-kamus kitab-kitab Islam, karena hal itu menyebabkan kepada makna yang rusak tadi, yaitu dikatakan bahwasanya Islam adalah pemikiran, Nasraniyyah adalah pemikiran, Yahudiyyah adalah pemikiran. Yang aku maksudkan dengan Nasraniyyah adalah yang dinamakan oleh penganutnya sebagai “Masihiyyah”, maka kalimat macam tadi menyebabkan syariat-syariat itu menjadi sekedar pemikiran-pemikiran penduduk bumi yang dipeluk oleh siapapun yang menyukainya, padahal kenyataan menynjukkan bahwasanya agama langit yang datang dari sisi Allah عز وجل itu diyakini oleh seseorang karena agama tadi adalah wahyu dari Allah, yang dengan itu Allah menuntut para hamba-Nya menyembah-Nya, dan hal itu tidak boleh dipanggil sebagai “Pemikiran”.

Kesimpulan jawaban: bahwasanya barangsiapa meyakini bahwasanya seseorang boleh untuk beragama sesuka hatinya, dan bahwasanya dia itu bebas memeluk agama apapun; maka dia itu kafir pada Allah عز وجل , karena Allah ta’ala berfirman:

﴿وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ﴾ [آل عمران: 85].

“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
 
Dan Allah berfirman:
﴿إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ﴾ [آل عمران: 19].

“Sesungguhnya agama (yang diterima) di sisi Allah hanyalah Islam”.

Maka tidak boleh bagi seorangpun untuk meyakini bahwasanya agama selain Islam itu boleh, seseorang boleh untuk beribadah dengan agama itu. Bahkan jika dia meyakini bolehnya hal itu maka para ulama telah berbicara dengan terang bahwasanya dia itu kafir, mengeluarkan dia dari Islam”.
(Selesai dari “Majmu’ Fatawa Wa Rasail Ibni Utsaimin”/3/hal. 70-71).
-------------

( “Jawaban Buat Kaum Pergerakan (Musuh Di Dalam Barisan Lebih Membahayakan)” | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman Bin Soekojo Al Indonesiy Al Jawiy حفظه الله )
---------------
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy

No comments:
Write komentar
pergerakan

Archive

BIOGRAFI