BERJALAN KAKI ATAU NAIK MOTOR KE MASJID?
PERTANYAAN :
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
bismillah, afwan akhi tolong tanyakan sama syeikh abu fairuz hafidzohullohu apakah sama keutamaannya pergi ke mesjid jalan kaki dan naik motor ? mana yg lebih afdhol? dan bagaimana jika saya ke mesjid jalan kaki pas dipertengahan jalan ada yg menawarkan saya untuk naik motor apakah jika saya menaiki motor tersebut keutamaan yg mana saya mendapatkannya?barakallahu fiik akhi
(Pertanyaan dari Muna )
----------------
Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah semata:
Sesungguhnya Nabi ﷺ menggantungkan banyaknya pahala dan tingginya derajat dalam masalah tersebut pada banyaknya langkah.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه:
أن رسول الله ﷺ قال: «ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا، ويرفع به الدرجات؟» قالوا: بلى يا رسول الله. قال: «إسباغ الوضوء على المكاره، وكثرة الخطا إلى المساجد، وانتظار الصلاة بعد الصلاة فذلكم الرباط».
__“Bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: “Maukah kutunjukkan kalian pada amalan yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengangkat dengannya derajat-derajat?” mereka menjawab: “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau menjawab: “Menyempurnakan wudhu dalam suasana yang tidak disukai, dan banyaknya langkah ke masjid-masjid, dan menunggu sholat seusai sholat. Maka yang demikian itu adalah ribath.” (HR. Muslim (233)).__
Dan dari Jabir bin Abdillah رضي الله عنهما yang berkata:
كانت ديارنا نائية عن المسجد فأردنا أن نبيع بيوتنا فنقترب من المسجد، فنهانا رسول الله ﷺ فقال: «إن لكم بكل خطوة درجة».
__“Dulu perumahan kami jauh dari masjid, maka kami ingin menjual rumah-rumah kami lalu mendekat ke masjid, maka Rasulullah ﷺ melarang kami dan bersabda: “Sesungguhnya kalian akan mendapatkan satu derajat dengan setiap langkah.” (HR. Muslim (664)).__
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه yang berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«من تطهّر في بيته ثم مشى إلى بيت من بيوت الله ليقضي فريضة من فرائض الله، كانت خطوتاه إحداهما تحط خطيئة، والأخرى ترفع درجة».
“Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu berjalan ke suatu rumah dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya itu salah satunya menghapus kesalahan, yang lain mengangkat derajat.” (HR. Muslim (666)).
Dan dari Ibnu Mas’ud رضي الله عنه yang berkata:
من سرّه أن يلقى الله غدا مسلما فليحافظ على هؤلاء الصلوات حيث ينادى بهن، فإن الله شرع لنبيكم ﷺ سنن الهدى، وإنهن من سنن الهدى، ولو أنكم صليتم في بيوتكم كما يصلي هذا المتخلف في بيته لتركتم سنة نبيكم ولو تركتم سنة نبيكم لضللتم، وما من رجل يتطهر فيحسن الطهور ثم يعمد إلى مسجد من هذه المساجد إلا كتب الله له بكل خطوة يخطوها حسنة، ويرفعه بها درجة، ويحط عنه بها سيئة، ولقد رأيتنا وما يتخلف عنها إلا منافق معلوم النفاق، ولقد كان الرجل يؤتى به يهادى بين الرجلين حتى يقام في الصف.
“Barangsiapa senang untuk besok berjumpa Allah sebagai seorang muslim, maka hendaknya dia menjaga sholat-sholat tersebut bila sahaja dia diseru untuk menunaikannya, karena sesungguhnya Allah telah mensyariatkan untuk Nabi kalian ﷺ sunnah-sunnah petunjuk, dan sesungguhnya sholat-sholat tadi termasuk dari sunnah-sunnah petunjuk. Seandainya kalian sholat di rumah-rumah kalian sebagaimana sholatnya orang yang tertinggal ini di rumahnya, sungguh kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Dan jika kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, pastilah kalian itu tersesat. Dan tiada seorangpun yang bersuci, lalu memperbagus pensuciannya, kemudian sengaja berangkat ke masjid dari masjid-masjid ini, kecuali Allah akan mencatat untuknya dengan setiap langkahnya satu kebaikan, dan mengangkat dengannya satu derajat, dan menghapuskan dengannya darinya satu kejelekan. Dan sungguh kami telah melihat tidak ada yang tertinggal dari sholat-sholat tadi kecuali munafiq yang telah diketahui kemunafiqannya. Dan sungguh dulu ada orang yang didatangkan dipapah di antara dua orang hingga diberdirikan dalam shoff (barisan).” (HR. Muslim (654)).
Kemudian jika seseorang menaiki kendaraannya sendiri atau meminjam milik orang lain akan tetapi dirinyalah yang membelikan bensin, maka dia mendapatkan pahala atas penggunaan kendaraan miliknya tadi, sesuai putaran rodanya menurut sebagian ulama, dan sesuai dengan biaya bensin dan jerih payah yang lainnya, sesuai dengan keumuman hadits Rasulullah :
«ولكنها على قدر نفقتك أو نصبك».
“Akan tetapi dia (pahala ibadah) itu sesuai dengan kadar nafkahmu atau keletihanmu”. (HR. Al Bukhariy (1787) dari Aisyah رضي الله عنها).
Adapun jika kita sekedar menumpang pada kendaraan orang lain tanpa jerih payah apapun, maka tentu saja pahala pada bagian itu adalah untuk orang yang berjasa.
Itu secara mudahnya. Adapun tentang perincian pahala dan pembagian derajat, maka hanya Allah saja Yang tahu secara pasti, dengan penuh keadilan.
Allah جل ذكره berfirman:
﴿وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَلِيُوَفِّيَهُمْ أَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ﴾ [الأحقاف/19]
“Dan masing-masing akan mendapatkan derajat-derajat dengan apa yang mereka amalkan, dan agar Allah mencukupi balasan amalan mereka dan mereka itu tidak dizholimi.”
Robb kita عز وجل juga berfirman:
﴿وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ﴾ [الأنعام/132]
“Dan masing-masing akan mendapatkan derajat-derajat dengan apa yang mereka amalkan, dan tidaklah Robb kamu lalai dengan apa yang mereka amalkan.”
Al Imam Abu Ja’far Ath Thobariy رحمه الله berkata: “Allah Yang Mahatinggi penyebutan-Nya berfirman: dan setiap orang yang beramal dalam ketaatan pada Allah atau kedurhakaan pada-Nya, masing-masingnya akan mendapatkan posisi-posisi dan tingkatan-tingkatan sesuai dengan amalannya, yang Allah akan menyampaikannya pada posisinya tadi, dan membalasnya dengan itu: jika amalannya baik, maka balasannya baik, tapi jika amalannya jelek, maka balasannya juga jelek. “dan tidaklah Robb kamu lalai dengan apa yang mereka amalkan” Allah Yang agung pujian-Nya berfirman: dan itu semua adalah dari amalan mereka wahai Muhammad, dengan ilmu dari Robbmu, Dia yang menghitungnya, dan menetapkannya untuk mereka di sisi-Nya, agar Dia membalasi mereka berdasarkan amalan tadi ketika mereka berjumpa dengan-Nya dan kembalinya mereka kepada-Nya.” (“Jami’ul Bayan”/12/hal. 125/cet. Darut Tarbiyah Wat Turots).
والله أعلم بالصواب.
والحمد لله رب العالمين.
(Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
-semoga bermanfaat-
بارك الله فيكم
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
No comments:
Write komentar