Monday, 9 December 2019

Wahai penuntut ilmu semangatlah kalian sebagai pembuka kebaikan

 

Repost by: AlFaruq’s Blog 
Sumber Channel Telegram: @Nashihatulinnisa

بسم الله الرحمن الرحيم

🍃📜 Wahai penuntut ilmu semangatlah kalian  sebagai pembuka kebaikan.📜🍃

    Hendaknya dari setiap penuntut ilmu, benar-benar memperhatikan dan merenungi kandungan hadits dibawah ini, yang berisi nasihat yang berharga dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.


      Pernahkah ia merenungi dan memikirkan termasuk kelompok yang manakah ia? Apakah termasuk kelompok yang menjadi kunci pembuka kebaikan serta penutup pintu kejelekan ataukah termasuk kelompok kunci pembuka kejelekan serta penutup kebaikan.

      Adapun hubungan seseorang kepada manusia maka hendaknya ia ini sebagai مفتاح للخير pembuka untuk kebaikan, dan دلال معروف menunjukkan kepada kebaikan, dan serta membawa kepada jalan-jalan hidayah kepada Allah subhaanahu wata’ala sekaligus memperbaiki ummat dengan meningkatkan iman dan ketaqwaan mereka dan menutup pintu yang mengantar kepada kejelekan dan menolak serta mengangkat berbagai macam kesulitan ummat. 

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda dari hadits anas bin malik radhiyallahu ta’ala anhu:

عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم:
إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ وَوَيْلٌ
لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ

Dari Anas bin Mâlik radhiallâhu ‘anhu, dia berkata, “Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya di antara manusia ada kunci-kunci pembuka kebaikan dan gembok-gembok penutup keburukan. Di antara manusia ada gembok-gembok penutup kebaikan dan kunci-kunci pembuka keburukan. Beruntunglah orang-orang yang Allah letakkan kunci-kunci pembuka kebaikan di tangannya dan celakalah orang-orang yang Allah letakkan kunci-kunci pembuka keburukan di tangannya.”

📚Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah di Sunan-nya di Pembukaan Kitab Sunan Ibnu Majah, bab Man Kana miftaahan lilkhair (no. 237) dan Ibnu Abi ‘ashim di As-Sunnah (no. 232).Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albaani di Ash-Shahîhah (1332) dan Dzhilaalul-jannah (297/299) dengan syawâhid-nya.

Diantara bentuk keridhoaan Allooh kepada seorang hamba, Allooh akan jadikan hamba tersebut sebagai miftaahul khaer(pembuka kebaikan dengan memberikan manfaat kepada orang lain).

قال الحكيم
فالخير مرضاة الله والشر سخطه
فإذا رضى الله عن عبد فعلامة رضاه أن يجعله مفتاحا للخير
فإن رؤى ذكر الخير برؤيته  وإن حضر حضر الخير معه  وإن نطق نطق بخير
وعليه من الله سمات ظاهرة
لأنه يتقلب في الخير بعمل الخير وينطق بخير ويفكر في خير ويضمر خيرا فهو مفتاح الخير حسبما حضروسبب الخير لكل من صحبه.
والآخر يتقلب في شرويعمل شرا وينطق بشر ويفكر في شر ويضمر شرا فهو مفتاح
الشر لذلك

Artinya :

Berkata al hakim “ kebaikan adalah merupakan bentuk keridhaan dari Allah dan kejelekan merupakan kemurkaan dari Allah, maka jika Allah telah meridhai seorang hamba maka tanda keridhaan Allah terhadap hamba tersebut adalah dengan menjadikannya sebagai pembuka terhadap pintu-pintu kebaikan, kemudian jika dilihat oleh orang maka akan disebutkan kebaikannya, dan jika dia hadir pada suatu tempat maka kebaikan pun hadir bersamanya, dan jika dia berbicara maka dia mengucapkan kebaikan dan atas dirinya dari Allah subhaanahu wata’ala ciri yang baik, karena sesungguhnya ia senantiasa berputar diatas kebaikan, beramal dengan kebaikan, berucap dengan kebaikan, dan berpikir terhadap kebaikan, dan tersimpan dalam dirinya kebaikan maka orang yang seperti ini adalah merupakan kunci pembuka kebaikan dimanapun dia berada. Dan penyebab sampainya kebaikan kepada setiap orang yang bersahabat dengannya. Dan yang lain senantiasa berputar diatas kejelekan, mengamalkan kejelekan, berucap kejelekan, dan berpikir terhadap kejelekan, dan menyembunyikan terhadap dirinya kejelekan maka orang yang seperti ini adalah pembuka pintu kejelekan pada perkara tersebut” 

📚(lihat di faidul qodir lil’munawi jilid 1/254)

Jadi keberadaan seseorang sebagai pembuka kebaikan dan penutup kejelekan maknanya dia menjaga dirinya, waktunya, dan usahanya dan apa yang ia miliki sesuai dengan kemampuan untuk senantiasa memberikan manfaat kepada ummat.

      Dan untuk menjadi sebagai pembuka kebaikan tidak hanya terbatas kepada para ustadz atau para da’i tetapi juga meliputi setiap orang yang bisa mengajak orang lain untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan maksiat berupa kesyirikan dan perkara bidah dari kalangan pemegang kekuasaan, pemimpin daerah, kepala desa, ataupun orang yang memiliki harta yang bisa ia manfaatkan untuk kebaikan pada ummat. Dan sebesar-besar sifat dan ciri dari seseorang sebagai pembuka pintu kebaikan adalah ia menyebarkan ilmu agama karena ilmu agama adalah merupakan pintu dari segala kebaikan dan akan memanggil segala bentuk kebaikan dengan ilmu yang ia miliki dan menolak segala bentuk kejelekan.

قال السعدي رحمه الله في بيان أوصاف مفاتيح الخير:" فمن أهم ذلك تعليم العلوم النافعة وبثها ،فإنها مفتاح الخيرات كلها،ومن ذلك الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر برفق ولين وحلم وحكمة،ومن ذلك أن يسن العبد سنة حسنة،ويشرع مشروعا طيبا نافعا يتبعه الناس عليه،فكل من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها،من غير أن ينقص من أجورهم شيء، كما أن من سن سنة
سيئة فإن عليه وزرها ووزر من عمل بها إلى يوم القيامة. ومن ذلك بذل
النصيحة النافعة في الدين أو في الدنيا ،فإن الناصحين مفاتيح للخيرات مغاليق للشر،وينبغي للعبد عند اختلاطه ومعاشرته لهم ومعاملتهم أن ينتهز الفرصة في إشغالهم بالخير،وأن تكون مجالسه لا تخلو من فائدة أو من تخفيف شر ودفعه بحسب مقدوره،

Artinya :
Berkata Imam assa’diy rahimahullahu ta’ala: tentang penjelasan sifat dari pembuka pintu kebaikan,  maka yang paling terpentingnya dari perkara tersebut adalah mengajarkan ilmu-ilmu agama yang bermanfaat dan menyebarkannya, karena ilmu agama adalah merupakan pembuka dari seluruh kebaikan.

 Dan diantara sifat pembuka kebaikan adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dengan lemah lembut dan penuh hikmah.

Dan juga diantara sifat pembuka kebaikan menjelaskan kepada hamba sunnah yang baik dan syariat yang baik yang bermanfaat yang manusia mengambil manfaat diatas sunnah tersebut. Maka setiap orang yang mencontohkan sunnah yang baik maka baginya pahala dari sunnah tersebut dan pahala dari orang-orang yang mengamalkan dari sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.Sebagaimana dalam hadits yang shahih (Inilah yang didapatkan bagi siapa saja sebagai pembuka kebaikan tambahan penterjemah).

Dan juga diantara sifat pembuka kebaikan adalah mencurahkan nasihat yang bermanfaat berupa agama atau pada urusan dunia karena sungguh orang yang menasihati maka dia menjadi pembuka kebaikan dan penutup kejelekan. 

Dan sepantasnya bagi seorang hamba ketika berkumpul, bergaul, dan bermuamalah kepada manusia ia mengambil kesempatan untuk menyibukkan mereka kepada kebaikan dan majelis-majelis mereka tidak pernah lepas dari faedah atau meringankan kejelekan ataupun mencegahnya sesuai dengan apa yang dimampui.

📚(Lihat dalam kitab ar riyadh an nadhiroh dalam kumpulan karangan
beliau jilid 1/512-513. )

 Kesimpulannya, untuk menjadi pembuka kebaikan adalah dengan memberikan inspirasi, nasihat, wawasan, ilmu, teladan, bagi orang lain dengan melakukan amalan kebaikan. 

Dan yang terpenting adalah dakwah dengan segala bentuknya yang diridhai oleh Allooh dan sesuai dengan pemahaman shalaful ummah.

      Pembuka kebaikan  dengan salah satu cara yaitu dengan memberi manfaat kepada orang lain, maka dengannya ,ia bisa menjadi orang yang paling dicintai oleh Allah subhaanahu wata’ala. Rasulullah bersabda, dari hadits ibnu umar radhiyallahu ta’ala anhuma:

أَنَّ رَجُلا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ وَأَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ
إِلَى اللَّهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دِينًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلَأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخٍ لِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ
أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ، يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ، شَهْرًا، وَمَ

نْ كَفَّ غَضَبَهُ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ
كَظَمَ غَيْظَهُ، وَلَوْ شَاءَ أَنْ يُمْضِيَهُ أَمْضَاهُ، مَلأَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَلْبَهُ أَمْنًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ مَشَى مَعَ أَخِيهِ فِي حَاجَةٍ حَتَّى أَثْبَتَهَا لَهُ، أَثْبَتَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ قَدَمَهُ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيهِ الأَقْدَامُ "

Artinya :
Sungguh seseorang telah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam “yaa Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah subhaanahu wata’ala, dan amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab “manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat kepada manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah, kamu memberikan kegembiraan kepada kaum muslimin atau kamu membuka atasnya kesulitan atau kamu menunaikan darinya utangnya ataukah kamu menghilangkan darinya kelaparan dan sungguh saya berjalan bersama saudaraku untuk menunaikan hajatnya itu lebih saya cintai daripada saya i’tikaf (berdiam diri beribadah) di dalam masjid nabawi madinah selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan kemarahannya maka Allah akan menutup aurat(kejelekan) dia, dan siapa yang menahan amarahnya, walaupun ia sebenarnya mampu untuk melampiaskannya maka Allah akan penuhkan hatinya dengan keamanan pada hari kiamat, dan siapa yang berjalan bersama saudaranya yang muslim, pada suatu kebutuhannya atau pada hajatnya, sampai saudaranya tersebut mendapatkannya maka Allah akan kokohkan, tetapkan, kuatan kakinya diatas shirat (jembatan yg lebih tajam daripada pedang dan lebih halus daripada sehelai rambut) dihari yang mana akan banyak orang terpeleset diatasnya”

📚Hadits ini diriwayatkan oleh at-thabrani dan dishahihkan oleh imam albani dalam shahih at targhib no.955 dan dalam silsilah hadits shohihah no.900/2-573 dan bisa dilihat dalam mu’jam alkabaair no.13646 dan juga bisa dilihat dalam mu’jam al aw-sath no.6026

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits yang shohih :

الدال على الخير كفاعله

Artinya :
Orang yang menunjukkan kebaikan sama dengan  orang yang melakukannya.

قال الراغب : الدلالة ما يتوصل به الى معرفة الشئ.
Berkata ar raghib rahimahullahu ta’ala :
Penunjukan adalah apa yang bisa membuat sampai dalam mengetahui sesuatu 

📚lihat dalam kitab al mufradat al ashfahani 171.

        Perlu kita ketahui, pembuka kebaikan kepada orang lain, apakah dengan cara memberikan bantuan kepada mereka, berupa harta, ataupun berupa ilmu, atau pertolongan, atau penunjukan kepada suatu kebaikan, atau berupa nasihat dan yang selain daripada itu. Karena itulah syariat islam mendorong kita untuk memberikan manfaat kepada yang lain disesuaikan dengan tingkat kemampuan. Yang dengan perkara tersebut seorang hamba bisa memperbaiki hubungan antara dia dan Allah, dan hubungan sesama hamba Allah. Pembuka kebaikan dengan segala bentuk bantuan adalah merupakan salah satu bentuk dari kebaikan(Ihsan) kepada manusia. 

👉🏻Tidakkah kita mendengar firman Allah ta’ala
وأحسنوا ان الله يحب المحسنين
“Berbuat baiklah kalian, sesungguhnya Allooh mencintai orang-orang yang berbuat baik” (Al baqoroh ayat 195)

👉🏻Tidakkah kita mendengar firman Allooh takkala seseorang berbuat kebaikan, maka ia akan dirahmati oleh Allooh

ان رحمة الله قريب من المحسنين
“Sesungguhnya rahmat Allooh itu dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan” (Al A’ra ayat 56).

👉🏻Tidakkah kita mendengar firman Allooh, Allooh tidak akan menelantarkan pahala orang-orang yang berbuat baik.

نصيب برجمتنا من نشاء ولا نضيع اجرالمحسنين
“Kami memberikan rahmat Kami kepada siapa yang Kami inginkan, dan kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik”(Yusuf ayat
56)
      
👉🏻  Tidakkah kita mendengar hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Ibnu Umar radhiyalloohu ta’ala

و من كان في حاجة اخيه كان الله في حاجته, ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله عنه كربة من كربات يوم القيامة
“Siapa yang memenuhi hajat (kebutuhan) saudaranya, maka Allooh juga akan memenuhi hajatnya. Dan siapa yang melepaskan salah satu kesulitan dari seorang muslim, Allooh juga akan melepaskan salah satu kesulitannya dari kesulitan-kesulitan di hari kiamat”.

👉🏻Tidakkah kita mendengar hadits Nabi.

والله في عون العبد ما كان العبد في عون اخيه
“Allooh ta’ala akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya” (Hadits riwayat Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah)

     🖊 Berkata Imam Nawawi dalam syarah shahih muslim,

وفيه فضل قضاء حوائج المسلمين ونفعهم بما تيسر من علم او مال او معاونة او اإشارة بمصلحة او نصيحة و غير ذالك
"Pada hadits tersebut keutamaan memenuhi hajat kaum muslimin dan memberikan manfaat kepada mereka dengan apa yang mudah berupa ilmu atau harta atau pertolongan apapun atau penunjukan kepada suatu kebaikan atau suatu nasihat dan seterusnya”.

👉🏻Tidakkah kita mendengar hadits Nabi, yang diriwayatkan oleh Imam Ath Thabrani, dan dihasankan oleh syaikh albany  dari sahabat Abi Umamah radhiyalloohu ta’ala, ia berkata Nabi mengatakan 

صنائع المعروف تقي مصارع السوء

“Orang yang berbuat kebaikan kepada orang lain, Allooh ta’ala akan menjaga orang tersebut dari meninggalnya ia pada tempat-tempat yang jelek atau meninggal dalam keadaan yang tidak baik atau meninggal dalam keadaan mayatnya yang buruk”.

        Betapa agungnya agama islam ini yang menjadikan orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dengan diberikan kedudukan yang sangat luar biasa, sampai seorang memberikan bantuan kepada hewan-pun,ia akan mendapatkan pahala yang besar.

👉🏻Tidakkah kita mendengar hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Nabi beliau bersabda

ان مرأة بغيا رأت كلبا في يوم حار يطيف ببئر قد أدلع لسانه من العطش فنزعت له بموقها فغفر لها

“Dan sungguh seorang perempuan pezina melihat seekor anjing di siang yang sangat panas, dalam keadaan berputar mengelilingi sumur, dengan mengeluarkan lidahnya karena kehausan. Maka-perempuan tersebut melepaskan sepatunya (untuk mengambil air di sumur menggunakan sepatunya) kemudian meminumkan anjing. Maka Allooh-pun mengampuni perempuan tersebut”

      Bersamaan dengan ini, Allooh mengampuni perempuan tersebut hanya karena memberikan pertolongan kepada seekor anjing yaitu memberikan minum. Maka bagaimana lagi dengan kita ini, jika memberikan bantuan kepada orang-orang yang sholeh dari kalangan kaum wanita dan lelaki. Menjadi pembuka kebaikan dengan memberikan bimbingan ilmu, apakah lewat pengajaran, baik lewat ta’lim atau tulisan atau lewat perpustakaan islami yang ditempatkan di masjid, atau di ma’had, tentu pahalanya lebih besar lagi.

 Sebab ilmu agama itu lebih dibutuhkan manusia daripada makan dan minumnya.

🖊 Imam Ahmad rahimahulloohu ta’ala mengatakan:

الناس إلى العلم أحوج منهم إلى الطعام والشراب لأن الرجل يحتاج إلى الطعام والشراب في اليوم مرة أو مرتين وحاجته إلى العلم بعدد أنفاسه

"Manusia lebih membutuhkan ilmu (tentang Agama) dibanding makan dan minum, karena seseorang dalam sehari hanya membutuhkan makan minum satu atau dua kali saja. Sedangkan ia membutuhkan ilmu dalam setiap hembusan  nafasnya."

🖊Berkata ibnul jauzy rahimahulloohu ta’ala

اعلم ان اول تلبيس ابليس على الناس صدهم عن العلم لأن العلم نور, فاذ أطفأ مصابيحهم خبطهم في الظلام كيف شاء

“Ketahuilah sesungguhnya tipuan iblis yang paling pertama terhadap manusia adalah memalingkan mereka dari ilmu, karena ilmu adalah cahaya (pelita). Jika iblis mematikan pelita-pelita mereka, maka iblis tersebut akan menjerumuskan mereka kedalam kegelapan kapan saja yang ia inginkan ( sehingga manusia-pun berbuat serampangan)”

📚 lihat (Tablis iblis
Jilid 1 hal.389).

الحمد لله رب العالمين

🕯Di Susun Oleh :
Abu Hanan As-Suhaily Utsman As-Sandakany.
18 Safar 1440 – 27 Oktober 2018.

No comments:
Write komentar
pergerakan

Archive

BIOGRAFI