MASALAH PERBEDAAN LAFADZ SHOLAWAT
Pertanyaan :
Assalamu'alaikum ya Syaikh... AhsanAlloohu ilayk.. Ana ada pertanyaan terkait ijtihad Syaikh Masyhur bin Hasan Salman terkait lafadz shalawat dalam sholat yg banyak beredar, sbgmn bacaan: *Alloohumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shollaita 'alaa ibrohim wa 'alaa aali ibrohim wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibrohim wa 'alaa aali ibrohim fil 'alaamiina innaka hamiidun majiid.* beliau menganggap lafadz sholawat tersebut bid'ah, ada tambahan dari lafadz sholawat yg disyariatkan.
Namun Syaikh, keanehan yg ana dapatkan, ternyata pada cetakan² yg lain dan bbrp Syarah Sunan At-Tirmidzi, selain Tuhfatul Ahwadzi, sholawatnya memang beda, tdk sebagaimana pd kitab Syaikh Albani dan Tuhfatul Ahwadzi. Yg mana yg harus ana terima Syaikh? Apakah dalam hal ini, setelah berbagai penelusuran beberapa manuskrip, ijtihad Syaikh Masyhur, telah benar?
Mohon dikasi pencerahan Syaikh, ana bingung manuskrip yg ada, kok bisa beda² ya...?
Kalo ada perbedaan² sprt itu, harus ambil/terima yg mana? Syukron qoblah Syaikh...
-------------
Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
Memang dulu di Dammaj sebagian masyayikh bercerita bahwasanya manuskrip (tulisan tangan) untuk kitab At Tirmidziy itu ada beberapa versi. Sebagian mudah dicari titik tengahnya, dan sebagiannya sulit karena perbedaannya agak jauh (agak jauh apabila dilihat dari sisi perbandingan lafazh, namun maknanya tidak berbeda jauh).
Namun untuk lafazh² sholawat Ibrahimiyyah di atas semoga tidak sampai kepada bid'ah selama lafazh tadi juga ada di hadits shahih yang lain, sekalipun di dalam hadits shahih yang lain tadi tidak ada suatu lafazh yang justru ada pada hadits yang pertama. Boleh jadi Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengajarkan sholawat Ibrahimiyah dengan banyak versi kepada para Sahabat, lalu mereka menyampaikannya kepada generasi berikutnya sesuai dengan yang diingat.
dan semuanya boleh diamalkan. Itu salah satu pendekatan yang mungkin kita lakukan tatkala di dalam satu kitab saja ada manuskrip² yang mengalami beberapa perbedaan versi.
Dalam Shahih Bukhariy juga ada beberapa perbedaan riwayat dari para murid beliau yang mencatat kitab itu dari beliau.
Namun itu semua bukanlah perbedaan yang bersifat prinsipil insyaAllah. Dan tidak layak dikatakan sebagai bid'ah selama masing-masingnya ada sumber manuskripnya yang tsiqah, dan si penulis manuskripnya sudah mencatat semampu mungkin apa yang dia dengar dari imla (dikte) gurunya.
والله تعالى أعلم بالصواب.
--------------------------------
( Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy Hafidzahullah )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
No comments:
Write komentar