UCAPAN HAJI UMAR SAID COKROAMINOTO
Bismillah.
Assalamu'alaikum.
minta tanggapan Syaikh dari pernytaan diatas Apkah ini bermaksud untuk mngjak kpada pemberontakan?
Jazaakallahu khairan
--------------------------
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
Ana tidak tahu apakah ucapan dari Haji Umar Said Cokroaminoto tadi terjadi sebelum perang kemerdekaan ataukah setelah diraihnya kemerdekaan?
Jika itu adalah sebelum diraihnya kemerdekaan maka itu adalah kalimat yang bagus untuk menyemangati umat Islam membebaskan diri dari belenggu penjajah, Belanda yang kafir itu.
Namun jika hal itu diucapkan setelah diraihnya kemerdekaan, setelah terbentuknya partai Masyumi, dan partai² yang lain, maka perlu diteliti lagi apa maksud beliau dengan perkataan itu. Boleh jadi mengarah kepada yang disebutkan dalam soal tadi, dan boleh jadi sekedar sebagai nasihat atas kelalaian Muslimin menjaga nikmat kemerdekaan dsb tanpa berniat mengajak untuk berontak. Perlu dilihat lagi latar belakang pengucapan tadi, dan kita tidak boleh tergesa-gesa menghukuminya tanpa melihat gambaran yang lengkap, demi memenuhi hikmah pemeriksaan berita:
... أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين.
"... Jangan sampai kalian menimpakan sesuatu kepada suatu kaum berdasarkan ketidaktahuan sehingga jadilah kalian menyesal atas apa yang telah kalian perbuat".
Dan sesuai dengan kaidah yang disebutkan oleh Al Imam Ibnun Najjar Al Futuhiy Al Hanbaliy رحمه الله : "Hukum terhadap suatu perkara adalah sesuai dengan cabang dari penggambarannya".
Namun cukuplah ana tanggapi tentang kalimat tadi, bahwasanya :
Bukanlah yang penting itu adalah apakah umat Islam punya keberanian untuk berkuasa di tanah air mereka sendiri, namun masalahnya adalah:
Beranikah kaum Muslimin untuk berkorban demi menuntut ilmu agama yang benar?
Beranikah Muslimin untuk mengamalkan ilmu yang benar tadi sebagaimana mestinya?
Beranikah Muslimin untuk mendakwahkan ilmu yang benar tadi?
Mampukah Muslimin untuk bersabar di atas keberanian tadi?
(Makna surat Al Ashr).
Sebab hinanya kaum Muslimin dan lancangnya orang kafir mengacak-acak kehormatan Muslimin di wilayah Muslimin adalah: jauhnya Muslimin dari ilmu agama yang benar dan pengamalannya, sehingga mereka pun menjadi jauh dari pemuliaan dari Allah ta'ala.
Maka kuncinya adalah: rajin belajar ajaran Islam yang benar dan bersemangat untuk mencintainya dan mengamalkannya, lalu mendakwahkannya dan bersabar di atas itu semua.
Namun hal itu tidak akan terwujud selama Muslimin tidak berani melepaskan diri dari dua penyakit yang sangat parah: cinta dunia dan takut mati (makna hadits Tsauban رضي الله عنه ).
Dan keberanian untuk mencapai itu semua tak akan terwujud tanpa adanya dua kunci nikmat yang paling utama: Keyakinan dan keselamatan (makna atsar Abu Bakr Ash Shiddiq رضي الله عنه).
Selama Muslimin tidak yakin bahwa jalan yang benar untuk mencapai kebahagiaan dan kejayaan adalah: kembali pada Al Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman para Sahabat yang telah dijadikan sebagai tolok ukur kebenaran dan kesuksesan oleh Allah ta'ala dan Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم, jangan harap Muslimin punya keberanian untuk memperjuangkan keselamatan mereka sendiri dari 72 model dakwah sesat dengan semua cabangnya.
Jika tidak demikian, model dakwah Islamiyah macam apa yang akan mereka perjuangkan?
Gaya pemerintahan Islamiy macam apa yang akan mereka khayalkan?
والله أعلم بالصواب. والحمد لله رب العالمين.
-Selesai-
----------
(Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy Al Indonesiy حفظه الله)
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
No comments:
Write komentar