Repost by: Alfaruq’s Blog
Sumber Channel Telegram: Nashihatulinnisa
🍃Bantahan Syubhat akan bolehnya musik dengan lagu islami dengan dalih qiyas rebana yang dibolehkan!
📙 Soal dari Ummu naila group wa nashihatulinnisa
Afwan dan Ada ti2pn pertnyaan ummu hanaan,, ktanya di zamannya Rasulullah dibolehkn mmukul rebana, trus knpa dimasa skrg dilarang memutar musik yg lagunya islami,,
┈┉┅━❀🍃🌹🍃❀━┅┉┈
💬Hukum asal bagi seluruh jenis alat musik adalah haram, baik mendengarkan atau memainkannya, baik laki-laki maupun wanita.
Berdasarkan hadits Marfu dari Abu Malik Al Asy’ari radhiallahu’anhu :
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الحِرَ والحريرَ والخَمْرَ والمَعَازِفَ.
“Akan datang kaum dari umatku kelak yang menghalalkan zina, sutera,
khamr, dan ma’azif (alat musik)” (HR. Bukhari secara mu’allaq dengan
shighah jazm).
Duff (rebana) dan Thabl (gendang, drum, dan yang sejenisnya ) juga termasuk dari alat musik.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri menyandarkan rebana kepada setan, beliau bersabda:
إن الشيطان ليخاف منك يا عمر
“Sungguh setan itu akan takut kepadamu wahai Umar”.(ketika Umar menemui Rasulullah , dan di situ ada anak kecil perempuan lagi memainkan rebana.
Andaikan hukumnya rebana itu mubah, tentu beliau tidak akan menisbatkan rebana dengan setan.
🖊Ibnu Hajar Al Asqalani berkata:
وفي حواشي الدمياطي، المعازف: الدفوف وغيرها مما يضرب به
“Dalam kitab Al Hawasyi karya Ad Dimyathi, al ma’azif maknanya duff
dan sejenisnya yang ditabuh”
📚 Lihat dalam Fathul Baari (10/46) .
Ibnul Qayyim Rohimahullooh berkata:
وآلات المعازف: من اليراع والدف والأوتار والعيدان
“Alat musik berupa yaraa’, duff, sitar, ‘idaan”.
📚Lihat dalam Madarijus Salikin (1/484).
💬Perbedaan antara duff dan thabl
duff biasanya terbuka
satu sisinya dan tidak memiliki jalajil (kerincing) sedangkan thabl biasanya tertutup kedua sisinya.
🖊 Ibnu Hajar berkata:
الدف الذي لا جلاجل فيه فإن كانت فيه جلاجل فهو المزهر
“Duff itu yang tidak memiliki jalajil. Jika ada jalajil-nya maka itu
mizhar(sejenis alat musik seperti kecapi)” .
📚lihat (Fathul Baari, 2/440.
Dan ada lagi beberapa perbedaan antara keduanya.
1.suara rebana lebih sedikit berirama dan dampaknya ke jiwa lebih
kecil dibandingkan dengan gendang.
2. Rongga gendang mengeluarkan getaran dan irama yang tidak terjadi
pada rebana.
3.Rebana tidak mempunyai rongga dan suaranya juga lebih kecil
kekuatannya dibanding suara gendang.
Oleh sebab itu, syariat mengharamkan rebana jika dia mempunyai genta
atau keringking, yaitu potongan tembaga yang dipasang di dalamnya. Hal
itu karena genta ini mengeluarkan irama lebih kuat dibandingkan dengan
rebana yang tidak ada gentanya.
Atas dasar perbedaan di atas maka rebana saja dibolehkan, dan tidak
dibolehkan alat musik yang lain dengan mengkiyaskan pada rebana.
Sebab rebana termasuk alat musik yang paling kecil iramanya. Oleh
karena itu syariat membolehkan dalam sebagian kondisi, karena ada kemaslahatannya,
Dan juga dikuatkan oleh beberapa dalil akan rukhsoh atau keringanan akan bolehnya.
Dalam hadits aisyah dalam shahihain (Bukhari-Muslim) pada kisah dua
budak wanita yang memukul rebana di sisi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, lantas ketika itu Abu Bakr datang dan bersikap
keras, dan berkata :
أمزامير الشيطان في بيت رسول الله
“Apakah alat musik setan di rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Biar mereka berdua wahai Abu Bakr.
ان لكل قوم عيدا وهذا عيدنا
Sesungguhnya setiap umat memiliki hari raya. Dan sekarang adalah hari
raya kita umat Islam.”
Sisi pendalilanya adalah bahwa Abu Bakr menganggap duff atau rebana sebagai alat musik setan, dan akan tetapi beliau memberikan
ruksoh/keringanan akan bolehnya menabuh rebana.
Pada keadaan apa saja yang dibolehkan untuk menabuh rebana.
1.Saat ‘ied, yaitu kaum muslimin berhari raya.
dalilnya adalah hadits ‘Aisyah:
أن أبا بكر رضي الله عنهما دخل عليها وعندها جاريتان في أيام منى تدففان وتضربان والنبي صلى الله عليه وسلم متغش بثوبه فانتهرهما أبو بكر فكشف النبي صلى الله عليه وسلم عن وجهه فقال دعهما يا أبا بكر فإنها أيام عيد وتلك الأيام أيام منى
“Abu Bakar radhiallaahu’anhuma masuk menemuinya ’Aisyah. Di sampingnya
terdapat dua orang anak perempuan di hari Mina yang menabuh duff(rebana). Nabi
shallallaahu’alaihi wasallam ketika itu menutup wajahnya dengan
bajunya. Ketika melihat hal tersebut, Abu Bakar membentak kedua anak
perempuan tadi. Nabi shallallaahu’alaihi wasallam kemudian membuka
bajunya yang menutup wajahnya dan berkata : ”Biarkan mereka wahai Abu Bakar, sesungguhnya hari ini adalah hari raya”. Pada waktu itu adalah
hari-hari Mina” (HR. Bukhari 987).
2. Dimainkan saat walimah pernikahan yang khusus bagi wanita,
Dalilnya adalah hadits Ar Rubayyi’ bintu Mu’awwidz Radhiallahu’anha, ia berkata:
دخل علي النبي صلى الله عليه وسلم غداة بُنِيَ عَلَيَّ فجلس على فراشي كمجلسك مني وجويريات يضربن بالدف.
“Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam datang ketika acara pernikahanku.
Maka beliau duduk di atas tempat tidurku seperti duduknya engkau
(Khalid bin Dzakwaan) dariku. Datanglah beberapa anak perempuan yang memainkan/memukul duff” (HR. Bukhari 4001).
3. Dimainkan saat meyambut kedatangan orang misalkan perang.
Berdalilkan hadits Buraidah radhiallahu’anhu, ia berkata:
خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم في بعض مغازيه فلما انصرف جاءت جارية سوداء فقالت يا رسول الله إني كنت نذرت إن ردك الله صالحاً –وفي رواية: سالماً- أن أضرب بين يديك بالدف وأتغنى فقال لها رسول الله صلى الله عليه
و سلم إن كنت نذرت فاضربي وإلا فلا فجعلت تضرب فدخل أبو بكر وهي تضرب ثم
دخل علي وهي تضرب ثم دخل عثمان وهي تضرب ثم دخل عمر فألقت الدف تحت استها
ثم قعدت عليه فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم إن الشيطان ليخاف منك
يا عمر
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pergi untuk berperang. Ketika beliau pulang, ada seorang budak perempuan berkata kepadanya, ‘wahai
Rasulullah, aku bernadzar jika engkau pulang dalam keadaan sehat
(dalam riwayat lain: selamat) aku akan menabuh duff untukmu sambil bernyanyi’. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata kepadanya:
‘Kalau engkau memang sudah bernazar, lakukanlah. Jika tidak maka jangan lakukan’. Akhirnya ia pun memainkan duff. Lalu Abu Bakar datang
dan ia masih memainkannya. Ali datang, dan ia masih memainkannya.
Utsman datang, ia masih memainkannya. Namun ketika Umar datang, rebana itu dilempar ke bawah dan sang budak wanita pun duduk. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Sungguh setan itu akan takut kepadamu wahai Umar’” (HR. Tirmidzi dan dishohihkan oleh syaikh Al-bany dalam shohih at-tirmidzi 2913).
Selain dari tiga kondisi di atas, maka tetap pada hukum asalnya,
bahwa rebana diharamkan.
🖊Dalam mausu’ah al-fiqhiyyah 38/169.
فهذه الأحاديث تدل على جواز الضرب بالدف في هذه المواطن الثلاثة ، وما عدا ذلك فيبقى على الأصل وهو التحريم .
Hadits hadits di atas menunjukkan akan bolehnya menabuh rebana pada tiga tempat, dan selain itu maka tetap pada hukum asalnya yaitu haram.
💬Siapa yang dibolehkan untuk menabuh rebana??
Dan yang benar bahwa tidak boleh menabuh rebana kecuali dari pihak
wanita, dari kalangan anak kecil dan siapa yang melakukan dari pihak lelaki , maka ini termasuk
dosa besar karena ada penyerupaan (tasyabbuh) terhadap kaum wanita.
🖊Berkata syaikhul islam ibnu taimiyah Rohimahullooh :
ولكن رخص النبي صلى الله عليه وسلم في أنواعٍ من اللهو في العرس ونحوه ، كما رخَّص للنساء أن يضربن بالدف في الأعراس والأفراح ، وأمَّاالرجال على عهده فلم يكن أحدٌ منهم يضرب بدفٍّ ولا يصفِّق بكفٍّ ، بل قد ثبت عنه في الصحيح أنَّه قال : " التصفيق للنساء ، والتسبيح للرجال " و " لعن المتشبِّهات من النساء بالرجال ، والمتشبهين من الرجال بالنساء " .
ولما كان الغناء والضرب بالدف والكف مِن عمل النساء كان السلف يسمُّون من يفعل ذلك من الرجال مخنَّثاً ويسمُّون الرجال المغنِّين مخانيثاً ، وهذا مشهورٌ في كلامهم .
Akan tetapi nabi memberikan keringanan pada berbagai jenis permainan pada acara pernikahan dan yang semisalnya, sebagaimana nabi memberikan keringanan pada wanita untuk menabuh rabbaana pada acara walimah, dan saat kegembiraan(acara ied). Adapun kaum lelaki pada zaman beliau shollalloohu’alaihi tidak ada seorang pun yang menabuh rebana, dan bertepuk tangan, bahkan telah shohih dari nabi, bahwa beliau berkata tepuk tangan itu untuk wanita, dan bertasbih itu untuk kaum lelaki, dan juga telah shohih dari nabi : bahwa beliau melaknat
wanita yang menyerupai kaum lelaki, dan kaum lelaki yang menyerupai
wanita. Dan takkala nyanyian, dan menabuh rebana, dan bertepuk dengan kedua telapak
tangan merupakan pekerjaan wanita, makanya para ulama salaf, menamakan
orang yang melakukan hal itu dari pihak lelaki sebagai banci atau bencong, dan mereka ulama salaf juga menamakan lelaki yang menyanyi sebagai banci.
Dan ini masyhur dari ucapan mereka.
📚 lihat Majmu fatawa "( 11 / 565 ، 566 ).
🖊Berkata al-hafidz bin hajar rohimahullooh :
والأحاديث القوية فيها الإذن في ذلك للنساء ، فلا يلتحق بهن الرجال لعموم النهي عن التشبه بهن .
Dan hadits-hadits yang shohih padanya terdapat idzin untuk wanita dalam hal tersebut, dan tidak diikutkan dengan mereka kaum lelaki, sebab berdasarkan keumuman larangan akan tasyabbhuh (penyerupaan dengan
wanita ).
📚 lihat Fathul bari 9/226.
🖊Berkata asy-syaihk abul aziz bin baz rohimahullooh :
وإنما الرخصة لهن في استعمال الدف خاصة ، أما الرجال فلا يجوز لهم استعمال شيء من ذلك لا في الأعراس ولا في غيرها ، وإنما شرع الله للرجال التدرب على آلات الحرب كالرمي وركوب الخيل والمسابقة بها وغير ذلك .
Dan sungguh keringanan untuk wanita dalam menggunakan rabbana secara khusus, dan adapun kaum lelaki tidak boleh menggunakan sedikit pun
dari perkara tersebut, tidak dalam acara pernikahan, dan tidak pula
selainnya. Akan tetapi Allooh mensyariatkan kepada kaum lelaki untuk
latihan dengan alat alat perang seperti memanah, menunggangi kuda, dan
perlombaan dengan kuda , dan selain dari itu.
📚 Lihat Majalah al-jaamiyyah al-islamiyyahh hal 185-186.
🔎Kesimpulan dari pembahasan di atas :
1. Tidak ada hadits dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam atau pun
atsar dari sahabat Nabi atau tabi’in bahwa mereka dari kaum
lelaki) menabuh rebana, apalagi alat musik Thabl(,gendang , drum,.dan semisalnya) .
2. Dan yang memainkan rebana adalah anak wanita kecil saja.
3. Rebana termasuk dari alat musik, tapi mendapatkan keringanan dari nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam untuk menabuhnya, itupun hanya pada tiga keadaan dibolehkan. Beda dengan alat musik sekarang yang tidak dibenarkan
oleh syariat untuk memainkannya (seperti piano, gitar, seruling, drum, gendang
dan lainnya), yang mana tidak hanya dimainkan oleh anak wanita kecil, tapi
kaum lelaki dan wanita yang sudah dewasa, bahkan pada setiap keadaan sesuai dengan selera.
4. Jadi pembolehan alat musik yang lain dengan qiyas(menyamakan) rebana adalah qiyas
yang tidak benar dan menyelisihi dalil.
5. Nyanyian islami sekarang tidak lepas dari alat musik, paling minimalnya seperti rebana yang memakai Genta/kerincing, ada suara gendang, drum, dan yang memainkan kebanyakan dari pihak lelaki, dan dilakukan bukan pada tiga keadaan yang telah disebutkan dalam hadits .
ختاما أعتذر عن قصوري فى فهم المسائل ، وأسأل الله التوفيق والتسديد
✍ Di susun oleh :
Abu Hanan As-Suhaily Utsman As-Sandakany.
26 Safar 1440 – 4 November 2018.
🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾
No comments:
Write komentar